I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang terletak di
antara dua benua yang memberikan keuntungan besar bagi Indonesia, dengan hasil-hasil
produksi pertanian yang beragam, diharapkan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi
baik pada saat ini maupun di masa akan datang, dan sektor pertanian saat ini masih merupakan sektor andalan dalam mendorong
dan menggerakkan roda perekonomian nasional. Karena sektor pertanian merupakan
sektor penyedia pangan utama dan bahan
baku guna mendorong pertumbuhan usaha industri. Untuk mendukung peningkatan
ketahanan pangan melalui pengembangan agribisnis, peran teknologi sangat
menentukan, terutama terkait dengan kegiatan panen, pasca panen, dan indutri
pengolahan yang selama ini terus terabaikan. Salah satu komoditi tanaman pangan yang mampu mendukung berdirinya beberapa industri
adalah tanaman
singkong. (Firdaus, 2007).
Produksi singkong tahun ini
ditargetkan tumbuh 5,5% menjadi 25 juta ton dari tahun lalu sebesar 23,7 juta
ton. Maman Suherman, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Kementerian
Pertanian, mengatakan kenaikan produksi didorong penambahan luas lahan dan
peningkatan produktivitas tanaman.
Kementerian
Pertanian menargetkan luas lahan tanaman singkong tahun ini dapat meningkat
menjadi 1,2 juta hektare, naik 1,6% dari luas lahan tahun lalu 1,18 juta
hektare. Menurut Maman pemerintah akan mendorong penambahan luas lahan singkong
dengan mengupayakan pemanfaatan lahan tidur bekas pertambangan.
Pembangunan
agroindustri di Indonesia mencakup berbagai aspek, diantaranya menciptakan
nilai tambah, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan penerimaan devisa,
memperbaiki pemerataan pendapatan, bahkan mampu menarik pembangunan sektor
pertanian sebagai sektor penyedia bahan baku (Simatupang dan Purwoto,1990).
Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses
produksi serta barang jadi yang
dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran, yaitu memberikan
kepuasan kepada pelanggan. Bahan bakunya adalah Sinkong yang merupakan
bahan dasar yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu produk olahan kripik singkong balado setelah melewati
beberapa proses pengolahan.
Proses produksi adalah suatu
proses pengolahan dimana bahan baku menjadi bahan jadi atau bahan yang siap untuk dikonsumsi yaitu seperti
singkong diolah menjadi kripik singkong balado yang mempunyai nilai tambah dan
mempunyai daya tahan lebih lama dibandingkan dengan bahan dasar sebelumnya.
Alasan penyusun memilih
judul Praktek Umum
“Proses Produksi Kripik Singgkong Balado Pada Industri “Pundi Mas” yaitu
untuk mengetahui proses produksinya, bagaimana proses singkong yang biasanya hanya direbus diubah menjadi kripik singkong
balado pada industri “pundi mas” dan sebagai bahan
pembelajaran, pengetahuan serta pengalaman bagi penyusun, dengan tujuan agar penyusun dapat termotifasi untuk pengembangan
home industri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas,
maka dapat diambil suatu pokok
permasalahan yang diangkat dalam penelitian praktek umum ini adalah bagaimana proses
produksi keripik singkong balado pada Industri Pundi
Mas di Kota Palu.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Praktek
Berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan, praktek umum ini bertujuan untuk Mengetahui Bagaimana Proses
Produksi Kripik Singkong Balado pada Industri Pundi Mas di Kota Palu.
Kegunaan dari praktek umum
ini yaitu sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
serta dapat sebagai bahan acuan untuk praktek-praktek selanjutnya.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Sekilas
Tentang Tanaman Singkong
Singkong
merupakan tanaman perdu yang berasal dari Amerika Selatan
dengan lembah sungai Amazon sebagai tempat penyebarannya (Odigboh, 1983 dalam Chan 1983). Ubi ini merupakan tanaman dikotil berumah satu yang ditanam untuk diambil patinya yang sangat layak cerna. Pohon singkong dapat tumbuh hingga 1-4 meter dengan daun besar yang menjari dengan 5 hingga 9 belahan lembar daun. Batangnya memiliki pola percabangan yang khas, yang keragamannya tergantung pada kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).
Bagian dari ubi singkong yang dapat dimakan mencapai 80-90%. Bentuknya dapat berupa silinder, kerucut, atau oval (Wankhede, Satwadhar, dan Sawate, 1998 dalam Salunkhe dan Kadam, 1998). Panjang ubi berkisar 15 hingga 100 cm dan diameternya 3 hingga 15 cm. Bobot ubi kayu berkisar beberapa ratus gram hingga 15 kg. Tanaman singkong umumnya menghasilkan sekitar 5-10 ubi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995). Ubi singkong yang matang terdiri atas tiga lapisan yang jelas yaitu; peridermis luar, cortex, dan daging bagian tengah (Andoko, A. dan Parjimo. 2007)
dengan lembah sungai Amazon sebagai tempat penyebarannya (Odigboh, 1983 dalam Chan 1983). Ubi ini merupakan tanaman dikotil berumah satu yang ditanam untuk diambil patinya yang sangat layak cerna. Pohon singkong dapat tumbuh hingga 1-4 meter dengan daun besar yang menjari dengan 5 hingga 9 belahan lembar daun. Batangnya memiliki pola percabangan yang khas, yang keragamannya tergantung pada kultivar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995).
Bagian dari ubi singkong yang dapat dimakan mencapai 80-90%. Bentuknya dapat berupa silinder, kerucut, atau oval (Wankhede, Satwadhar, dan Sawate, 1998 dalam Salunkhe dan Kadam, 1998). Panjang ubi berkisar 15 hingga 100 cm dan diameternya 3 hingga 15 cm. Bobot ubi kayu berkisar beberapa ratus gram hingga 15 kg. Tanaman singkong umumnya menghasilkan sekitar 5-10 ubi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1995). Ubi singkong yang matang terdiri atas tiga lapisan yang jelas yaitu; peridermis luar, cortex, dan daging bagian tengah (Andoko, A. dan Parjimo. 2007)
Adapun
Klasifikasih Tanaman Singkong yaitu Kingdom Plantae (Tumbuhan), Subkingdom Tracheobionta
(Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi Spermatophyta
(Menghasilkan biji), Divisi Magnoliophyta
(Tumbuhan berbunga) Class Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil), Sub Clsas Roside,
Ordo
Euphorbiales, Famili Euphorbiaceae,
Genus
Manihot, Spesies
Manihot esculenta
Crantz, Sinonim Manihot
utilissima.
Selain
itu tanaman singkong juga digunakan sebagai makanan pokok di beberapa tempat di
Indonesia, serta tanaman ini merupakan
bahan baku industri. Oleh karena itu nilai ekonomis singkong sangat tinggi
meski harganya rendah. Singkong dapat menjadi bahan baku
industri rumah tangga,
sebagai bahan baku banyak makanan dan kue-kue tradisional seperti cenil, tiwul,
lemet, getuk. Selain itu dapat juga di gunakan sebagai bahan
baku industri seperti sebagai bahan untuk membuat pati tapioka,
tepung tapioka, bioetanol dan kripik singkong balado.
2.2 Pengertian Proses Produksi
Secara umum produksi diartikan
sebagai suatu kegiatan atau proses yang menstranspormasikan masukan (input)
menjadi hasil keluaran (output). Dalam pengertian yang bersifat umum ini
penggunaannya cukup luas, sehingga mencakup keluaran (output) yang berupa
barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai
kegiatan yang menghsilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi,
bahan industri dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya
dapat berupa barang konsumsi maupun barang-barang industri. Produksi adalah
kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
(Firdaus,2008).
Produksi adalah suatu proses
mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input
dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digu nakan dalam proses
produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di hasilkan dari suatu proses
produksi. Sedangkan menurut, sukanto dan indriy,
Produksi merupakan pusat
pelaksanaan kegiatan konkrit mengadakan barang-barang dan jasa. Tanpa kegiatan
ini kosonglah arti suatu badan usaha (Firdaus,2008).
Kegiatan tersebut dalam ekonomi
biasa dinyatakan dalam fungsi produk, Fungsi produk menunjukkan jumiah maksimum
output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan
teknologi tertentu, sedangkan menurut Ari sudarman, Produksi sering
didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna bararti kemampuan barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Mubyarto,1991)
Menurut definisi diatas produksi
meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pengertian yang sangat luas,
produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pembuatan
barang-barang yang dapat dilihat dengan menggunakan faktor produksi. Faktor
produksi yang dimaksud adalah berbagai macam input yang digunakan untuk melakukan
proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut dapat diklasifikasi menjadi
faktor produksi tenaga kerja, modal, dan bahan mentah. Ketiga faktor produksi
tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Aktivitas yang
terjadi didalam proses produksi yang meliputi perubahan-perubahan bentuk,
tempat dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi.
Disamping itu produksi juga
diartikan sebagai penciptaan nilai guna (utility) suatu barang dan jasa dimana
nilai guna diartikan sebagai kemampuan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Pengertian lain dengan lebih sederhana mengatakan bahwa produksi
adalah suatu kegiatan mengubah input (faktor produksi menjadi output barang dan
jasa). Adanya perbedaan produksi dalam arti teknis dan ekonomi adalah secara
teknis merupakan suatu pendayagunaan sumber-sumber yang tersedia. Dimana
nantinya diharapkan terwujudnya hasil yang lebih baik dari segala pengorbanan
yang telah diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari pengertian ekonomi, produksi
merupakan suatu proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk
mewujudkan hasil yang terjamin kualitas, terkelola dengan baik sehingga
kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan biaya serendah mungkin untuk
mencapai hasil maksimal (Radiks,1997).
2.3
Faktor yang
Mempengaruhi Proses Produksi
2.3.1
Modal
Modal merupakan sejumlah uang yang dipakai sebagai pokok
utama yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan termaksud kegiatan
perdagangan. Untuk membelanjakan dana oprasi
perusahaan dari hari ke hari misalnya untuk membeli bahan baku dagangan, membayar
upah buruh dan gaji karyawan dan modal lain-lain, seperti perusahaan perlu
menyediakan modal kerja, yakni sejumlah dana yang telah dikeluarkan untuk
membelanja oprasi perusahaan diharapkan akan kembali masuk dalam perusahaan
dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan atau hasil produksi (Salim
Basalamah, 1994).
Pada dasarnya modal dapat dibedakan menjadi dua tipe
yaitu modal asing atau pinjaman dan modal sendiri. Modal asing atau modal
pinjaman yaitu modal yang berasal dari luar perusahaan untuk jangka waktu
tertentu lamanya. Modal asing atau pinjaman dapat dibagi menjadi tiga: yaitu
(1) pinjaman jangka pendek, yaitu pinjaman yang berjangka waktu kurang dari
satu tahun, (2) pinjaman jangka menengah, yaitu pinjaman yang berjangka waktu
satu tahun sampai dengan 10 tahun, (3) pinjaman jangka panjang, yaitu pinjaman
yang berjangka waktu lebih dari 10 tahun (Firdaus 2008).
2.3.2 Bahan Baku
Bahan baku
adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah
dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian
import atau dari pengolahan sendiri.
Adapun jenis jenis bahan baku
terdiri dari
1.
Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang
merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan
untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan
sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2.
Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut
berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada
barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja
dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir
merupakan bahan mentah tak langsung.
Bahan baku
yang di gunakan oleh bapak Sujioh untuk membuat kripik singkong balado ini berasal
dari desa kaleke, mantikole, balamoa, dalaka, bahkan samapi di pantai barat
untuk memilih kualitas hasil singkong yang baik untuk di olah menjadi kripik
singkong dengan harga Rp 75.000/ karung.
2.3.3 Tenaga kerja
Tenaga kerja
merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003
Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk
suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan
tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah
memasuki usia kerja.
Batas usia kerja yang
berlaku di Indonesia adalah berumur 15 – 64
tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai
tenaga kerja. Banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada
yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun,
bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah
termasuk tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan
kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai
faktor produksi asli. Tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya (Murtiasih, 2000).
Dalam
memproduksi kripik singkong balado ini Bapa Sujioh Effendi di bantu oleh 5
orang tenaga kerjanya yang berasal dari sekitar tempat usaha dan dari daerah
lambunu, dengan upah awal Rp 700/bulan.
2.4 Rencana Produksi
Semua perusahaan menjalankan bisnisnya dengan
memproduksi suatu
barang atau menyediakan jasa. Khusus bagi perusahaan yang bergerak
di sektor industri
dan berbentuk pabrik, tentu proses produksi
merupakan kegiatan utama dalam menjalani bisnisnya. Operasi bisnis dapat sukses perlu diketahui kuantitas
yang tepat, dan sumber
daya manusia dengan substitusi optimal, juga input lainnya,
seperti biaya produksi dan
perubahan biaya produksi tersebut.
Perencanaan
adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi perkiraan
dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan
datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana
manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat
manajemen dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan (Yamit,
2002)
Rencana
produksi ialah kegiatan pemecahan masalah dan inovasi teknologi yang bertujuan
untuk mencari solusi terbaik dengan jalan memformulasikan kenyataan secara
efektif. Desain itu adalah disiplin keilmuan yang menyangkut
sain alam dan sains sosial yang
menyangkut perilaku, peranan seni
dalam pengertian cita-rasa estetis juga memegang peranan dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (Buchori, 2000).
III.
METODE
PRAKTEK
3.1
Tempat
dan Waktu Praktek
Praktek ini dilaksanakan pada Industri “Pundi
Mas” di Jalan Tg Tururuka No 5, Lolu
Selatan Kota Palu, Sulawesi
Tengah. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa Industri “Pundi Mas” merupakan salah satu Industri yang bergelut
dibidang pengolahan kripik singkong. Praktek umum ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2013 sampai dengan selesai.
3.2
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam praktek umum ini bersumber dari data primer
dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan
wawancara langsung dengan pimpinan industri Pundi Mas yaitu Bapak Sujioh
Effendi beserta tenaga kerjanya dengan menggunakan daftar pertanyaan (quesioner), sedangkan data sekunder
diperoleh dari beberapa literatur dan instansi terkait yang menunjang kegiatan
penelitian.
3.3
Analisis
Data
Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif yaitu analisis yang menggambarkan mengenai
situasi, kondisi atau kejadian secara umum tentang proses produksi kripik
singkong balado pada industri Pundi Mas di Jalan Tg Tururuka No 5, Lolu
Selatan Kota Palu.
3.4
Konsep Operasional
Konsep operasional yang
digunakan dalam praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Responden
adalah pimpinan industri pundi mas yaitu bapak Sujioh Effendi dan tenaga kerja sebagai
sumber informasi dalam penelitian ini.
2. Industri
pundi mas merupakan salah satu tempat pengolahan singkong menjadi kripik
singkong balado yang ada dikota palu sulawesi tengah untuk mendapat nilai
tambah.
3. Bahan
bakunya yaitu singkong yang merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu produk olahan kripik singkong balado setelah melewati
beberapa proses pengolahan.
4. Tenaga
kerja adalah curahan tenaga yang di gunakan dalam proses produksi.
5. Produk
adalah hasil olahan singkong menjadi kripik singkong balado.
6. Konsumen
adalah orang yang membeli produk hasil olahan singkong menjadi kripik singkong
balado dengan tujuan untuk memenuhi keinginan konsumen.
7. Rencana
produksi yaitu suatu kegiatan yang akan dilakukuan kedepan untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh industri.
8. Proses
produksi adalah suatu proses dimana bahan mentah diolah menjadi bahan jadi.
Dalam hal ini Singkong yang diolah menjadi produk olahan kripik singkong balado.
9.
Modal
adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses
produksi
pengolahan kripik singkong balado.
IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI
4.1 Sejarah
Industri Pundi Mas
Industri “Pundi mas” merupakan salah satu industri yang
bergerak dibidang pengolahan hasil pertanian seperti singkong menjadi keripik
singkong balado. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2001 yang berloksi di
Jalan Tg Tururuka No 05, Loulu Selatan, Kota
Palu. oleh bapak Sujioh Effendi dengan mengunakan modal awal yang merupakan
modal sendiri sebesar Rp 1.500.000,- dengan modal tersebut dan keahlian yang
dimiliki, sehingga industri ini masi tetap bersaiang dan bertahan dengan
industri-industri yang lain.
Awal didirikannya industri ini memiliki
kapasitas produksi yang relatif kecil yaitu masi mengunakan satu gerobak dan
dititipkan di kios-kios. Seiring dengan minat dan permintaan konsumen yang
semakin meningkat setiap tahun, memacu industri ini untuk meningkatkan
kapasitas produksinya.
Berdirinya industri ini
berawal dengan melihat bahan baku yang banyak berhamburan disekitar lingkungan
kita yang belum terolah dengan baik dan juga melihat peluang pembuatan kripik
singkong balado yang masih kurang pada tahun 2001.
4.2
Struktur
Organisasi Industri
Untuk menjaga kinerja
industri yang efektif dan efesien diperlukan adanya kerja sama antara atasan
dan bawahan, sebab tanpa adanya suatu team yang baik dalam organisasi tujuan
perusahaan tidak akan mungkin tercapai.
Organisasi adalah suatu
proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pembatasan
tugas-tugas atau tanggung jawab serta
wewenang
dan
penetapan hubungan antar unsur organisasi sehingga memungkinkan orang dapat bekerja
bersam-sama seefektif mungkin untuk mencapai suatu tujuan (Narbuko,2010).
1.
Pimpinan industri
Pimpinan
dijabat langsung oleh Bapa Sujioh Effendi yang bertugas dan bertanggung jawab dalam
segala kegiatan industri serta mengkoordinir dan mengevaluasi program-program
kerja yang telah ditetapkan. Pimpinan mempunyai tanggung jawab penuh atas
segala tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Bendahara
Fungsi dari bendahara pada
perusahaan ini adalah mencatat arus kas yang masuk dan keluar dari perusahaan
diantaranya yaitu pembelian bahan baku, pembelian bahan produksi, gaji
karyawan, dan data penjualan perusahaan.
3. Karyawan
Karyawan pada perusahaan pundi
mas mempunyai tugas untuk mengerjakan segala kegiatan yang berhubungan langsung
dengan proses produksi seperti pengupasan singkong, pencucian, penyekapan,
pengorengan dan pengemasan produk. Semua aktivitas karyawan ditangani langsung
oleh pimpinan perusahaan.
4.2
Tenaga Kerja
Modal kerja yang ada pada perusahaan Pundi Mas adalah kekayaan
perusahaan dan tenaga kerja, sebagai penunjang peningkatan pendapatan. Proses
pengolahan bahan baku hingga menjadi keripik singkong balado yang siap
dikonsumsi perlu adanya campur tangan dari tenaga kerja, oleh sebab itu
perusahaan pundi mas memiliki tenaga kerja untuk melaksanakan proses pengolahan
kripik singkong balado.
V.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survei dan wawancara yang
dilakukan pada pemilik Industri
“Pundi Mas” Jalan Tg Tururuka no 5, Lolu
Selatan Kota Palu dibahas beberapa hal –
hal sebagai berikut :
5.1
Karakteristik Responden
Berdasarkan data hasil praktek umum, maka diperoleh karakteristik
responden yang ada pada indurtri “Pundi Mas“ Jalan Tg Tururuka No 5 Lolu Selatan Kota Palu meliputi: umur, pendidikan,
pengalaman berusaha.
5.1.1 Umur Responden
Umur responden sangat mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara
berfikir. Seseorang yang berumur relatif lebih muda dan sehat mempunyai kemapuan
fisik yang lebih baik serta lebih muda dalam mengadopsi teknologi dalam
membantu suatu usahanya. Responden pada
industri “Pundi Mas” bernama bapa Sujioh Effendi selaku pemimpin industri Pundi Mas berusia 41 tahun dan tenaga kerja atau kariyawannya
berusia 20 tahun 2 orang, 23 tahun 2 orang dan 25 tahun 1 orang.
5.1.2
Tingkat
Pendidikan
Tingkat pendidikan responden akan mempengaruhi kemampuan dan keterampilan
seorang pengusaha, dalam hal menerima inovasi dan penyerapan serta mengembangkan
suatu tekhnologi baru yang berguna bagi kepentingan pengembangan usaha yang
dikelolanya. Pendidikan
terakhir responden yaitu SMA (sekolah menengah atas).
Bapa Sujioh Effendi merupakan pimpinan perusahaan pada industri Pundi
Mas yang memproduksi kripik singkong balado, industri ini mulai berdiri pada
tahun 2001 karena melihat banyak bahan baku yang ada dilingkungan sekitar.
5.1.3
Pengalaman Berusaha
Pengalaman berusaha merupakan salah satu
penentu bagi keberhasilan seorang pengusaha dalam kegiatan usahanya, karena
mempengaruhi sikap dan tindakan pengusaha. Bapa Sujioh memimpin usaha industri Pundi Mas
ini sejak awal tahun berdirinya yaitu pada tahun 2001 hingga saat ini.
5.2
Proses Produksi dan Pengolahan Kripik Singkong Balado
Produksi merupakan inti dari kegiatan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan, dengan harapan bahwa akan memberikan nilai tambah
dari setiap produk yang di kelola menjadi keripik singkong balado. Proses
produksi meliputi pengupasan singkong, pencucian, penyekapan, penggorengan, dan
pemberian bumbu serta pengemasan produk.
Proses produksi
keripik singkong balado pada perusahaan Pundi Mas dapat di lihat pada bagan
berikut :
Pengupasan Bahan Baku
Pencucian
Pegirisan
Penggorengan
Sortasi (± 30 Menit)
Pencampuran Bumbu
Pengepakan
Gambar 2. Proses produksi Keripik Singkong
balado pada Industri “ Pundi Mas”
Proses produksi yang dilakukan di perusahaan Pundi
Mas terlebih dahulu mempersiapkan bahan baku yang tertentu yaitu singkong yang bermutu,
baik diperoleh dari Desa Kaleke, Mantikole, Balamoa, Dalaka, dan Pantai Barat.
Tahap selanjutnya, pemilihan bahann baku (singkong) dan bahan tambahan seperti kapur
sirih, bumbu balado, dan minyak. Bahan baku yang telah tersedia, maka tahap
selanjutnya ialah pengupasan kemudian dicuci bersih dan disekap, kemudian di
lakukan pencampuran bahan baku dengan bumbu seperti bumbu balado. Tujuan
penambahan kapur sirih agar buah menjadi agak keras dan bila nantinya dilakukan
penggorengan akan menghasilkan keripik singkong balado yang renyah dan garing.
Tahap selanjutnya yang di lakukan adalah penggorengan
sampai berubah warna menjadi agak kuning keemasan maka siap untuk diangkat dan
ditiriskan kemudian didingingkankan ± 30 menit. Sebelum keripik singkong balado dimasukan kedalam
kemasan terlebih dahulu dilakukan
penyortiran yakni pemisahan keripik singkong balado yang rusak (hangus) dengan
yang bagus. Keripik yang telah disortir kemudian dikemas dalam kemasan plastik
dan siap untuk dipasarkan.
Proses produksi singkong pada industri Pundi Mas
biasanya memakan waktu selama 8 jam dengan jumlah tenaga kerja 5 orang. Kelima
pekerja tersebut memiliki tugas masing-masing, ada yang bertugas mengupas
singkong, ada yang bertugas menyekap atau mengiris singkong, ada yang bertugas menggoreng
singkong dan ada yang bertugas mengemas produk yang sudah jadi, apabila salah
satu tugas masing-masing pekerja telah selesai dijalankan mereka diarahkan
untuk membantu tugas yang belum terselesaikan hingga waktu jam kerja pada hari
itu berakhir.
Alur dan
alokasi jam kerja pada tiap kali prose produksi
di industri Pundi Mas yaitu:
|
2 orang selama 2 jam
Penyekapan
1 orang
bergantian selama 3 jam
|
Penggorengan
4 orang selama 2-3 jam
Pengemasan
Selama ± 1½ jam
Gambar 3. Alur dan Alokasi Jam
Kerja Kripik Singkong Balado
Gambar 3 menunjukkan alur kerja dan waktu yang dibutuhkan dalam
memproduksi kripik singkong balado di perusahaan Pundi Mas. P engupasan buah
singkong balado dilakukan oleh 2 orang selama 2 jam. Penyekapan atau Pengirisan
Singkong di kerjakan 1 orang tenaga kerja selama 2 jam, biasanya bergantian.
Penggorengan dikerjakan oleh 4 orang tenaga kerja selama 2-3 jam. Pengemasan
dikerjakan oleh tenaga kerja selama ± 1½ jam, tenaga kerja dalam pengemasan tersebut adalah tenaga kerja
yang mengupas dan mengiris singkong balado, mereka diarahkan untuk mengemas
setelah pekerjaan mengupas dan mengiris atau menyekap singkong selesai.
Alat
yang Digunakan dalam Proses Produksi
Dalam proses produksi
setiap industri atau perusahaan selalu menggunakan peralatan produksi untuk
berproduksi. Maka peralatan yang digunakan dalam pembuatan bawang goreng
spesial snack ini yaitu sebagai berikut:
1. Pisau,
digunakan untuk mengupas singkong
2. Pengaduk,
ialah alat ini terbuat dari kayu yang digunakan untuk mengaduk dan pengangkat
singkong yang setelah digoreng,
3. Skap,
dipergunakan untuk mempermudah dalam proses pengirisan singkong.
4. Loyang,
di gunakan sebagai tempat singkong yang sudah di skap
5. Wajan,
alat ini digunakan untuk menggoreng singkong.
6. Tirisan,
dipergunakan untuk meniriskan singkong setelah digoreng.
7. Mesin
pres, digunakan untuk membantu proses pengemasan, karena sebelum dipasarkan,
terlebih dahulu kripik singkong dimasukkan ke dalam plastik lalu di pres dengan
menggunakan mesin pres.
5.3
Bahan
Baku
Sumber
bahan baku dalam pembuatan kripik singkong balado pada Industri “Pundi Mas” ini
di peroleh dari beberapa daerah seperti kaleke, mantikole, balamoa, dalaka dan
sampai di pantai timur dan pantai barat untuk mendapatkan kualitas bahan baku
yang baik untuk diolah menjadi kripik dan untuk menjaga kekurangan stok bahan
baku industri ini selalu bermitra dengan para petani yang mengusahakan tanaman
singkong.
Bahan baku merupakan salah satu
unsur yang paling aktif didalam perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh,
diubah yang kemudian dijual kembali. Sebahagian besar dari sumber-sumber perusahaan-perusahaan
mupun industri juga sering dikaitkan dalam persediaan bahan baku yang akan digunakan
dalam operasi perusahaan mupun industri. Bahan baku adalah bahan yang diolah
menjadi produk bahan jadi dan pemakaian dapat diindentifikasikan secara
langsung atau diikuti jejaknya atau merupakan integral dari produk tertentu (Smith,
Jay M., 1992).
Menurut Bapa Sujioh
Effendi bahan baku yang diperoleh dalam pembuatan kripik singkong balado ini
kadang mudah kadang juga susah dalam artian tidak stabil, dalam memproduksi kripik
singkong balado ini dibutuhkan
5
orang tenaga kerja
untuk setiap hari dan dalam satu kali produksi membutuhkan bahan baku sebanyak
4 karung dan Industri ini berproduksi setiap hari serta dalam satu kali
produksi menghasilkan 20 kg dengan harga Rp 30.000/kg, ditambah dengan 140
bungkus dengan harga Rp 5.000/bungkusnya dan tempat penjualan kripik singkong
balado selain dititip dikios-dikios yaitu meliputi tomboltutu, Royal, Maesa, Emi
saelan dan di tempat produksi atau dijalan tururuka. Setelah dikalikan dengan jumlah produk dan
harga produk, maka produksi yang dihasilkan dalam satu kali produksi yaitu Rp 1.300.000.
5.4
Produksi Perbulan
Menurut
Sofyan Assauri Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk meningkatkan atau menambah
guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan
orang lain melalui pertukaran.
Industri pundi mas
menurut pak Sujioh Effendi selaku pemilik usaha kripik singkong balado dalam
sebulan biasanya membutuhkan bahan baku singkong sebanyak 120 karung, dengan
harga satuan perkarung yaitu Rp 75.000.000- dan mampu menghasilkan hasil olahan perbulan yaitu sebanyak 600 kg
kripik singkong balado dengan harga perkilonya Rp 30.000 serta ditambah dengan
4.200 bungkus dengan harag perbungkus Rp
5.000 dimana berat dalam setiap bungkusnya yaitu 200 g. Setelah
dikalikan dengan jumlah produk dan harga produk, maka penerimaan yang
dihasilkan oleh industri pundi mas dalam perbulanya yaitu sebesar Rp. 39.000.000
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
1. Bahan
baku pembuatan Kripik Singkong Balado yaitu Singkong yang berasal dari daerah Kaleke,
Mantikole, Balamoa, Dalaka, Pantai Timur dan Pantai Barat.
2. Pada tahapan proses pengolahan kripik singkong
balado meliputi penyediaan bahan baku, pengupasan, pencucian, pengirisan, pengorengan,
sortasi, pencampuran bumbu dan pengemasan serta pemasaran.
3. Hasil
produksi kripik singkong balado pada industri pundi mas dalam perbulan yaitu
600 kg dengan harga perkilonya Rp 30.000 dan di tambah dengan 4.200 bungkus
dengan haraga perbungkus yaitu Rp 5.000. dimana berat perbungkusnya yaitu 200
g. Setelah
dikalikan dengan jumlah produk dan harga produk, maka penerimaan yang
dihasilkan oleh industri pundi mas dalam perbulanya yaitu sebesar Rp. 39.000.000
6.2 Saran
Saran penulis dalam penyusunan laporan ini yaitu agar lebih
memudahkan proses produksi kripik singkong balado, sebaiknya Industri menambah
dan memperhatikan teknologi yang digunakan sehingga dengan demikian produk yang dihasilkan juga lebih berkualitas karena
melalui proses teknologi yang lebih baik.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut